Headlines News :
Home » » Remaja Kini Kian Jauh dari Masjid

Remaja Kini Kian Jauh dari Masjid

Written By Unknown on Sabtu, 21 Februari 2015 | 2/21/2015


Remaja sekarang terancam berkembang menjauhi masjid. Pasalnya, mereka cenderung suka pada segala yang instan tanpa harus kerja keras. Hal ini bahaya bagi mental remaja yang mestinya menanam benih spiritualitas dan intelektualitas keagamaan dalam dirinya. Selain itu, merebaknya paham Islam yang tak arif juga mengancam ideologi mereka.


Pandangan tersebut muncul dalam sarasehan dan dialog interaktif remaja masjid di aula Masjid Agung Kudus, Jawa Tengah. Agenda yang bertema Peran Remaja Masjid dalam Memakmurkan Masjid pada Konteks Kekinian ini dihadiri oleh para remaja masjid dan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Kudus.


“Mereka belum mengerti, kalau hal itu tidak sesuai dengan budaya kita semestinya. Mungkin kalau diterapkan di negara lain cocok, tapi untuk negara kita, tidak,” papar Noor Badi, Ketua Umum Pengurus Masjid Agung Kudus, Kamis (19/2) itu.


Karena itu ia menekankan perlunya para ramaja untuk segera kembali kepada masjid. Yakni membuat masjid menjadi lebih makmur dengan kegiatan-kegiatan Islami yang sesuai dengan semangat kepemudaan.


Namun hasrat ini terdapat ganjalan ketika menemui tak sedikit pengurus bahkan ulama di desa-desa yang justru melarang jama’ah mengajak anak kecilnya masuk masjid. Jika demikian, maka logisnya ketika besar anak pun akan malas ke masjid. Selain itu, terdapat juga masjid pinggir jalan raya yang tak memiliki lahan parkir. Hal ini justru dimaksudkan agar masjid steril dari kegiatan ramai.


Imam Taufiq, salah satu narasumber mengatakan bahwa tak selayaknya masjid sebatas digunakan untuk ibadah mahdhah. “Masa Rosulullah masjid merupakan pusat pembangun peradaban umat,” tegas menantu mendiang KH. Ahmad Basyir yang kini mengasuh pesantren Darul Falah Besongo Semarang.


Taufiq yang juga Sekretaris MUI Jawa Tengah ini menjelaskan, fungsi masjid selain untuk ibadah yang biasanya masyarakat shalat, dzikir dan i’tikaf di dalamnya, adalah sebagai tempat ukhuwah Islamiyah, dakwah-pendidikan, serta muamalah. Dengan demikian, pengembangan masyarakat dan pelayanan sosial pun semestinya dapat diakomodir oleh masjid.


Terdapat tantangan untuk mencapainya, baik internal maupun eksternal. Secara internal, tantangan yang mengahdang antara lain invasi ideologi sekular, modernisasi, dekadensi moral dan akidah, pecah belahnya masyarakat, serta bencana alam. Secara eksternal, tantangan berupa masalah khilafiyah, fanatisme, degradasi intelektual, dan kemiskinan.
Share this article :

0 komentar:

Apa yang anda pikirkan

Kami tunggu kritik dan saran dari anda... !

 
Support : Bale-bale Palupuh | Abahvsan Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. YAYASAN PENDIDIKAN AL-FALAH JATINANGOR - All Rights Reserved
Template Design by Abahvsan Published by Creating Website